KANIGORO, Radar Blitar – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar memberi perhatian khusus kepada para pengungsi korban letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang pekan lalu. Puluhan pengungsi ini terpaksa tinggal di rumah kerabatnya di Kabupaten Blitar. Mereka menerima sejumlah bantuan sosial, juga mendapatkan dukungan dan semangat untuk segera pulih dari trauma.
Bupati Rini Syarifah menyambangi para pengungsi di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, kemarin (13/12). Mak Rini-sapaan akrabnya sangat terharu. Dia langsung menyapa satu per satu para pengungsi. Mak Rini tidak dapat membendung air matanya saat memeluk salah satu pengungsi yang lansia (lanjut usia). Ucapan agar tetap bersabar dan semangat tak henti – hentinya diberikan kepada para pengungsi berusia 70 tahun ini.
Saya harus memperhatikan mereka yang tertimpa musibah. Mereka harus di-support secara materi dan mentalnya. Karena mereka butuh ketenangan jiwa terlebih dahulu,” ujar orang nomor satu di Pemkab Blitar itu. Mak Rini menegaskan, pihaknya telah menyampaikan kepada Pemkab Lumajang terkait para pengungsi Gunung Semeru yang tengah berada di Kabupaten Blitar dalam keadaan aman dan sehat. Selain itu, Pemkab Blitar memastikan bahwa kebutuhan para pengungsi telah tercukupi. Termasuk dari makanan, pakaian, hingga tempat tidur.
“Karena rumah pengungsi sudah hancur jadi tidak mungkin kembali. Pemkab Lumajang secepatnya mengupayakan relokasi. Saya dengar sendiri bahwa Bupati Lumajang menyampaikan kepada warganya tentang rencana relokasi,” terangnya.
Nantinya, ujar Mak Rini, para petugas Puskemas Kanigoro akan disiagakan untuk memantau kesehatan para pengungsi. Sehingga, kesehatan pengungsi dapat benar – benar terjamin. Kemudian, vitamin dan obat juga diberikan untuk menjaga kondisi tubuh selama mengungsi di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro. Sementara itu, Kepala Desa Gogodeso, Suwanda menyebutkan, ada 20 orang pengungsi gunung Semeru yang tinggal di desanya. Para pengungsi tersebut dijemput langsung oleh warga Desa Gogodeso yang merupakan menantu dari salah satu pengungsi tersebut.
“Saat mengetahui mertuanya kena letusan Gunung Semeru, warga saya ini langsung menuju Lumajang untuk menjemput keluarganya,” katanya. Dia menjelaskan, para pengungsi itu didominasi oleh warga lansia yakni sebanyak tujuh orang. Sementara, tiga lainnya berusia dibawah 10 tahun. Sisanya adalah pengungsi di bawah umur 40 tahun. Saat ini mereka menempati dua rumah yang bersebelahan di Desa Gogodeso. “Alhamdulillah, Pemkab Blitar sangat peduli dengan pengungsi. Begitu juga warga Gogodeso, yakni dengan memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari,” tandasnya. (fim/ady/dfs)