KOTA BLITAR – Memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mengakibatkan cuaca dalam beberapa minggu berubah-ubah. Yang beberapa hari terakhir cuaca panas, kini berubah sering mendung ketika siang hingga sore lantas hujan deras.
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo I Made Kembar menjelaskan, masa peralihan cuaca seperti saat ini memang sering terjadi anomali cuaca. Terutama untuk wilayah Jawa Timur (Jatim). “Di peralihan musim seperti ini, perubahan cuaca dinamis. Ketika siang hari dan sore berpotensi tumbuhnya awan Cumulunimbus yang bisa menyebabkan hujan lebat dan angin kencang,” jelasnya kepada koran ini, kemarin (23/3).
Biasanya, terang dia, kondisi tersebut tidak berlangsung lama alias sesaat. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk waspada di manapun berada. “Saat mendung biasanya berpotensi hujan lebat dan petir. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati saat keluar rumah ketika terjadi hujan lebat,” terangnya.
Nah, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan dataran tinggi juga lebih waspada. Hujan lebat hingga tanah longsor berpotensi terjadi. Apalagi, tinggal di area dengan kondisi tanah yang labil atau tanah gerak.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjaga kesehatan. Sebab, masa peralihan musim tersebut rawan terhadap penyeberan virus penyakit. Karena itu, masyarakat perlu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mampu menghalau virus.
BMKG memprediksi, awal musim kemarau terjadi pada April. Namun, tidak semua daerah sama. Ada beberapa daerah yang awal musim kemaraunya masuk pada Mei, Juni dan Juli. “Jadi, tiap daerah itu tidak masa awal musim kemaraunya. Ada yang April, Mei bahkan Juni,” tandasnya. (sub)