23.5 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Bakpia Aneka Rasa, Cuan Berganda, Ini Rahasianya

KOTA BLITAR – Pekerja keras. Inilah kata yang tepat untuk menggambarkan Leni Diana Putri. Warga Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, itu sukses memproduksi bakpia. Dia tak sendiri, suami juga ikut terjun dalam menjalankan usaha tersebut.

Saat berkunjung ke tempat usahanya, tim Jawa Pos Radar Blitar yang diwakili Staff Account Executive (AE) Thoriqul Habib melihat langsung proses produksi. Mulai tahap awal, pengemasan, hingga distribusi. Pemilihan bahan baku juga tak luput dari perhatian Leni dan suaminya. Sebab, itu ikut menentukan hasil produksi. Utamanya soal rasa.

Putri mengaku, sebelum membuka usaha tersebut, dia kerap pergi ke beberapa daerah. Yakni untuk mencoba beragam jajanan. Termasuk bakpia yang masuk list makanan favoritnya. Sampai akhirnya, dia dan suami memutuskan memulai usaha pembuatan bakpia. Modal awal pun tak banyak. “Benar-benar menggunakan modal Rp 200 ribu,” ungkapnya, kemarin (25/5).

Ibu dua anak itu mengatakan, salah satu target pemasaran yakni hajatan. Sebab, jumlah pesanan pasti cukup banyak. “Memang awalnya saya membuat bakpia ini ditujukan untuk momen hajatan. Sehingga jumlah pesanan pasti tidak sedikit, tetapi mencapai 100, 200 dus, bahkan bisa lebih” ujarnya.

Usaha tersebut terus berkembang hingga akhirnya menjadi pabrik berskala rumahan. Menurut Putri, itu tak lepas dari kerja kerasnya bersama suami. Ditambah, semangat serta disiplin. Selain bisa meraup cuan, usaha tersebut juga menyerap tenaga kerja. Ada beberapa karyawan yang membantunya untuk proses produksi.

Kini, bakpia yang diproduksi lebih variatif. Tersedia berbagai rasa. Di antaranya, cokelat, kacang hijau, dan ubi dengan harga tidak sampai Rp 20 ribu. Kini, Putri dapat meraup untung jutaan rupiah setiap bulannya.

“Dulu mengerjakan 20 dus sudah harus lembur sepanjang malam. Saya mengerjakan hanya dengan suami,” kenangnya.

“Usaha saya memiliki jargon, rasa enak dengan harga terjangkau. Kami membuat tidak asal-asalan, tapi menggunakan bahan berkualitas sehingga rasa lebih enak dan murah,” imbuhnya.

Pemasaran produk juga terus digenjot. Tak hanya mengandalkan hajatan, tetapi berusaha agar dapat dikenal masyarakat lebih luas. Karena itulah kerja sama dengan berbagai pihak akan terus dilakukan. Termasuk agar bisa menjangkau konsumen luar Blitar, bahkan menjadi oleh-oleh khas Blitar. “Ke depannya saya ingin bekerja sama dengan toko oleh-oleh yang ada di Blitar. Agar tidak hanya mencangkup pasar Blitar dan musim hajatan saja,” tandasnya.(apr/bib/c1/wen)

KOTA BLITAR – Pekerja keras. Inilah kata yang tepat untuk menggambarkan Leni Diana Putri. Warga Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, itu sukses memproduksi bakpia. Dia tak sendiri, suami juga ikut terjun dalam menjalankan usaha tersebut.

Saat berkunjung ke tempat usahanya, tim Jawa Pos Radar Blitar yang diwakili Staff Account Executive (AE) Thoriqul Habib melihat langsung proses produksi. Mulai tahap awal, pengemasan, hingga distribusi. Pemilihan bahan baku juga tak luput dari perhatian Leni dan suaminya. Sebab, itu ikut menentukan hasil produksi. Utamanya soal rasa.

Putri mengaku, sebelum membuka usaha tersebut, dia kerap pergi ke beberapa daerah. Yakni untuk mencoba beragam jajanan. Termasuk bakpia yang masuk list makanan favoritnya. Sampai akhirnya, dia dan suami memutuskan memulai usaha pembuatan bakpia. Modal awal pun tak banyak. “Benar-benar menggunakan modal Rp 200 ribu,” ungkapnya, kemarin (25/5).

Ibu dua anak itu mengatakan, salah satu target pemasaran yakni hajatan. Sebab, jumlah pesanan pasti cukup banyak. “Memang awalnya saya membuat bakpia ini ditujukan untuk momen hajatan. Sehingga jumlah pesanan pasti tidak sedikit, tetapi mencapai 100, 200 dus, bahkan bisa lebih” ujarnya.

Usaha tersebut terus berkembang hingga akhirnya menjadi pabrik berskala rumahan. Menurut Putri, itu tak lepas dari kerja kerasnya bersama suami. Ditambah, semangat serta disiplin. Selain bisa meraup cuan, usaha tersebut juga menyerap tenaga kerja. Ada beberapa karyawan yang membantunya untuk proses produksi.

- Advertisement -

Kini, bakpia yang diproduksi lebih variatif. Tersedia berbagai rasa. Di antaranya, cokelat, kacang hijau, dan ubi dengan harga tidak sampai Rp 20 ribu. Kini, Putri dapat meraup untung jutaan rupiah setiap bulannya.

“Dulu mengerjakan 20 dus sudah harus lembur sepanjang malam. Saya mengerjakan hanya dengan suami,” kenangnya.

“Usaha saya memiliki jargon, rasa enak dengan harga terjangkau. Kami membuat tidak asal-asalan, tapi menggunakan bahan berkualitas sehingga rasa lebih enak dan murah,” imbuhnya.

Pemasaran produk juga terus digenjot. Tak hanya mengandalkan hajatan, tetapi berusaha agar dapat dikenal masyarakat lebih luas. Karena itulah kerja sama dengan berbagai pihak akan terus dilakukan. Termasuk agar bisa menjangkau konsumen luar Blitar, bahkan menjadi oleh-oleh khas Blitar. “Ke depannya saya ingin bekerja sama dengan toko oleh-oleh yang ada di Blitar. Agar tidak hanya mencangkup pasar Blitar dan musim hajatan saja,” tandasnya.(apr/bib/c1/wen)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/