24.1 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Pembelajaran Tatap Muka Seiring Zona Covid-19

KOTA, Radar Trenggalek – Bergonta-gantinya warna zona risiko Covid-19 di Trenggalek tetap menjadi acuan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Selama warna zona masih aman menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, maka tahapan uji coba pembelajaran tatap muka di Kecamatan Watulimo tidak mengalami perubahan jadwal.

Kepala Disdikpora Trenggalek Totok Rudijanto mengaku, perkembangan kasus Covid-19 yang dirilis Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) pada Selasa lalu (11/8), Kabupaten Trenggalek sempat berwarna oranye (risiko tingkat sedang, Red). Padahal, syarat untuk menggelar pembelajaran tatap muka dalam SKB 4 menteri, yakni ketika suatu daerah menunjukkan warna hijau (tingkat risiko Covid-19 terkontrol, Red) dan zona kuning (tingkat risiko Covid-19 rendah, Red). “Update (perkembangan, Red) Covid-19 pada Kamis (13/8), wilayah Trenggalek kembali berwarna kuning sehingga sudah memenuhi syarat bisa menggelar tatap muka,” ungkapnya. 

Totok tak memungkiri, bergonta-gantinya warna zona tetap menjadi acuan untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Maka, kata dia, pembukaan pembelajaran tatap muka tetap direncanakan pada 15 Agustus 2020. Namun, tahap uji coba pembelajaran tatap muka masih sebatas untuk empat satuan pendidikan di Kecamatan Watulimo; 3 SMP negeri dan 1 SMP swasta. “Terutama ketika bupati sudah membuat kebijakan (pembukaan pembelajaran tatap muka, Red),” ujarnya. 

Dalam persiapannya, Totok mengaku para wali murid mendukung pembukaan pembelajaran tatap muka. Sementara kepatuhan protokol kesehatan Covid-19, selain memakai masker, rutin cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Adapun pembelajaran tatap muka juga dibagi per sif. Rencananya, 10 siswa/i masuk, sementara 20 lainnya belajar dengan sistem dalam jaringan (daring). “Apabila ketika sewaktu-waktu berubah, ada kasus terpapar Covid-19, maka langsung kami hentikan,” kata dia. 

Disinggung terkait kurikulum yang diterapkan, pria ramah itu mengatakan, mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 719/P/2020. Kurikulum dalam kondisi khusus itu diterapkan secara berbeda, tidak seperti saat kondisi normal. “Kurikulumnya tidak 100 persen diterapkan seperti saat kondisi normal atau sebelum kemunculan pandemi Covid-19, nantinya ada pengurangan,” ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Watulimo Dono Widigdo mengaku, sudah mulai mempersiapkan protokol kesehatan, mulai dari fasilitas wastafel dan hand sanitizer. Adapun pembagian menjadi tiga sif per kelas, yang tiap sif dibatasi untuk 10 peserta didik. “Selama ini wali murid juga mendukung untuk pembelajaran tatap muka,” ujar pria yang juga menjadi Plt Kepsek SMPN 1 Watulimo tersebut. (*)

KOTA, Radar Trenggalek – Bergonta-gantinya warna zona risiko Covid-19 di Trenggalek tetap menjadi acuan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Selama warna zona masih aman menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, maka tahapan uji coba pembelajaran tatap muka di Kecamatan Watulimo tidak mengalami perubahan jadwal.

Kepala Disdikpora Trenggalek Totok Rudijanto mengaku, perkembangan kasus Covid-19 yang dirilis Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) pada Selasa lalu (11/8), Kabupaten Trenggalek sempat berwarna oranye (risiko tingkat sedang, Red). Padahal, syarat untuk menggelar pembelajaran tatap muka dalam SKB 4 menteri, yakni ketika suatu daerah menunjukkan warna hijau (tingkat risiko Covid-19 terkontrol, Red) dan zona kuning (tingkat risiko Covid-19 rendah, Red). “Update (perkembangan, Red) Covid-19 pada Kamis (13/8), wilayah Trenggalek kembali berwarna kuning sehingga sudah memenuhi syarat bisa menggelar tatap muka,” ungkapnya. 

Totok tak memungkiri, bergonta-gantinya warna zona tetap menjadi acuan untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Maka, kata dia, pembukaan pembelajaran tatap muka tetap direncanakan pada 15 Agustus 2020. Namun, tahap uji coba pembelajaran tatap muka masih sebatas untuk empat satuan pendidikan di Kecamatan Watulimo; 3 SMP negeri dan 1 SMP swasta. “Terutama ketika bupati sudah membuat kebijakan (pembukaan pembelajaran tatap muka, Red),” ujarnya. 

Dalam persiapannya, Totok mengaku para wali murid mendukung pembukaan pembelajaran tatap muka. Sementara kepatuhan protokol kesehatan Covid-19, selain memakai masker, rutin cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Adapun pembelajaran tatap muka juga dibagi per sif. Rencananya, 10 siswa/i masuk, sementara 20 lainnya belajar dengan sistem dalam jaringan (daring). “Apabila ketika sewaktu-waktu berubah, ada kasus terpapar Covid-19, maka langsung kami hentikan,” kata dia. 

Disinggung terkait kurikulum yang diterapkan, pria ramah itu mengatakan, mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 719/P/2020. Kurikulum dalam kondisi khusus itu diterapkan secara berbeda, tidak seperti saat kondisi normal. “Kurikulumnya tidak 100 persen diterapkan seperti saat kondisi normal atau sebelum kemunculan pandemi Covid-19, nantinya ada pengurangan,” ujarnya. 

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Watulimo Dono Widigdo mengaku, sudah mulai mempersiapkan protokol kesehatan, mulai dari fasilitas wastafel dan hand sanitizer. Adapun pembagian menjadi tiga sif per kelas, yang tiap sif dibatasi untuk 10 peserta didik. “Selama ini wali murid juga mendukung untuk pembelajaran tatap muka,” ujar pria yang juga menjadi Plt Kepsek SMPN 1 Watulimo tersebut. (*)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/