23.5 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Dana Terpangkas, 19 Keluarga Batal Transmigrasi

KOTA, Radar Trenggalek – Sebanyak 19 keluarga peserta transmigrasi dari Kota Keripik Tempe harus sabar menanti kepastian. Pasalnya, akibat refocusing anggaran karena Korona, pada 2020 ini mereka tidak jadi berangkat bertransmigrasi.

Pemerintah memfokuskan penggunaan anggaran untuk mengatasi pandemic Covid – 19, sehingga salah satu anggran yang dipangkas adalah untuk kegiatan transmigrasi tahun ini. “Hal ini juga terjadi di daerah lain, dan menurut kabar ditunda tahun depan (2021, red),” ungkap Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Trenggalek Suparman.

Dia melanjutkan, 19 keluarga tersebut rencananya menempati tiga lokasi di tiga pulau berbeda. Seperti enam keluarga di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat; empat keluarga di wilayah Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimatan Utara; serta di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. “Sebenarnya kota keluarga untuk transmigrasi tahun ini sudan terpenuhi, sehingga dengan adanya penundaan itu mereka harus kembali menunggu,” katanya.

Dijelaskan Suparman, ebenarnya jika tidak ada penundaan, menurut jadwal maksimal pada akhir bulan ini mereka bisa berangkat ke daerah tujuan. Sebab menurut jadwal proses lelang pembangunan untuk lokasi transmigrasi dimulai pada Juni hingga Juli, sehingga oktober bisa dilakukan penempatan. Sedangkan untuk pelaksanaan tahun depan, Disperinaker belum bisa menyampaikan, sebab masih menunggu keputusan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemen DPDTT). Hal itu terkait jadi atau tidaknya berangkat tahun depan, juga ada penambahan atau pengurangan kuota.

Alasannya, banyak warga di Trenggalek yang ingin merubah nasib dengan transmigrasi. Itu dimungkinkan karena melihat sanak saudara, atau tetangga mereka yang sukses ketika bertransmigrasi. Sedangkan untuk pekerjaan mereka terutamanya adalah petani. Sebab, ditempat transmigrasi selain diberi tempat tinggal mereka juga diberi lahan sekitar dua hektare untuk digarap. “Mungkin hal itu yang membuat peminat transmigrasi banyak. Semoga saja ada kejelasan untuk mereka dalam waktu dekat ini,” jelas Suparman. (*)

 

KOTA, Radar Trenggalek – Sebanyak 19 keluarga peserta transmigrasi dari Kota Keripik Tempe harus sabar menanti kepastian. Pasalnya, akibat refocusing anggaran karena Korona, pada 2020 ini mereka tidak jadi berangkat bertransmigrasi.

Pemerintah memfokuskan penggunaan anggaran untuk mengatasi pandemic Covid – 19, sehingga salah satu anggran yang dipangkas adalah untuk kegiatan transmigrasi tahun ini. “Hal ini juga terjadi di daerah lain, dan menurut kabar ditunda tahun depan (2021, red),” ungkap Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Trenggalek Suparman.

Dia melanjutkan, 19 keluarga tersebut rencananya menempati tiga lokasi di tiga pulau berbeda. Seperti enam keluarga di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat; empat keluarga di wilayah Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimatan Utara; serta di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. “Sebenarnya kota keluarga untuk transmigrasi tahun ini sudan terpenuhi, sehingga dengan adanya penundaan itu mereka harus kembali menunggu,” katanya.

Dijelaskan Suparman, ebenarnya jika tidak ada penundaan, menurut jadwal maksimal pada akhir bulan ini mereka bisa berangkat ke daerah tujuan. Sebab menurut jadwal proses lelang pembangunan untuk lokasi transmigrasi dimulai pada Juni hingga Juli, sehingga oktober bisa dilakukan penempatan. Sedangkan untuk pelaksanaan tahun depan, Disperinaker belum bisa menyampaikan, sebab masih menunggu keputusan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemen DPDTT). Hal itu terkait jadi atau tidaknya berangkat tahun depan, juga ada penambahan atau pengurangan kuota.

Alasannya, banyak warga di Trenggalek yang ingin merubah nasib dengan transmigrasi. Itu dimungkinkan karena melihat sanak saudara, atau tetangga mereka yang sukses ketika bertransmigrasi. Sedangkan untuk pekerjaan mereka terutamanya adalah petani. Sebab, ditempat transmigrasi selain diberi tempat tinggal mereka juga diberi lahan sekitar dua hektare untuk digarap. “Mungkin hal itu yang membuat peminat transmigrasi banyak. Semoga saja ada kejelasan untuk mereka dalam waktu dekat ini,” jelas Suparman. (*)

- Advertisement -

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/