23.5 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Kenalkan Potensi Tulungagung dalam Festival Panji Internasional

TULUNGAGUNG – Festival Panji Internasional 2018 singgah di Tulungagung kemarin (4/7), tepatnya di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa. Cerita panji merupakan karya sastra yang berasal dari Jawa Timur (Jatim).

Yakni kisah antara Raden Panji Inu Kertajaya dan Dewi Sekartaji. Salah satunya terdapat di Candi Mirigambar, Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol. Para peserta festival itu juga berkunjung langsung ke candi tersebut.

Festival itu dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Tulungagung Indra Fauzi, forkopimda, Kemendikbud RI Nunus Supardi, Efie Widjajanti dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, serta perwakilan dari Thailand dan Kamboja.

Dalam sambutannya, Sekda Indra Fauzi berterima kasih kepada Dirjen Kebudayaan Kementerian RI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, yang telah memberikan kesempatan. Yakni untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Tulungagung.

Indra Fauzi menyampaikan banyak potensi kesenian dan budaya yang berkembang di Kota Marmer. Beberapa di antaranya jaranan Jawa, senterewe, tayub, reog kendang, jaranan campursari, kentrung, ketoprak, dan lain sebagainya.

Ada juga budaya yang hingga sekarang masih dilaksanakan masyarakat, seperti jamasan Kiai Upas, ulur-ulur Telaga Buret, kirab pusaka Kiai Golok, labuh laut, buceng robyong, dan lain sebagainya.

Tulungagung juga memiliki wisata kuliner. Di antaranya lodho ayam, soto ayam rempah, punten pecel, sate kambing, sompil, dan lain sebagainya. Potensi wisata juga takkalah menarik. Yakni ada Pantai Popoh, Gemah, Kedung Tumpang, Klatak, Sidem, dan Sine serta Waduk Wonorejo dan lain sebagainya.

“Tulungagung juga kaya akan produk unggulan. Salah satunya kerajinan marmer,” ujar Indra Fauzi.

Pria berkacamata itu mengatakan, pihaknya tidak berhenti mempromosikan potensi Tulungagung. Salah satunya melalui Festival Panji Nusantara 2018. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan seni budaya yang dimaksudkan untuk menggali budaya panji. Budaya panji sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia.

Budaya panji merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berkembang dan tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya Jawa, Kalimantan, Bali, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

“Karena itulah, muncul cerita panji berbagai versi,” kata Indra Fauzi.

Dia berharap, adanya Festival Panji Internasional ini bisa menambah wawasan. Selain itu, bisa ikut mempelajari cerita panji.

Nunus Supardi, dari Kemendikbud RI mengatakan, masyarakat Jatim memiliki kekayaan, salah satunya cerita panji. Sayangnya, hal itu kurang diperhatikan.

Terbukti, banyak pelajar belum mengetahui apa itu cerita panji. Cerita panji muncul dari Kerajaan Kadiri dan Jenggolo. Dari dua kerajaan itulah, terjadi kisah asmara layaknya kisah Romeo dan Juliet.

“Hadirnya saudara-saudara dari Thailand dan Kamboja menunjukkan cerita panji bukan hanya milik Indonesia,” ujarnya.

Dia melanjutkan, UNESCO sudah menyetujui cerita panji masuk dalam daftar memory of the world (memori dunia, Red).

“Artinya, sekarang sudah menjadi milik dunia. Dan cerita panji sumbernya berasal dari Jawa Timur,” jelas Nunus.

Ketika berada di pendapa, para peserta Festival Panji Internasional dihibur banyak penampilan kesenian dan kebudayaan. Di antaranya jaranan reog kendang, tari gambyong, serta kesenian tayub. (ed/wen)   

TULUNGAGUNG – Festival Panji Internasional 2018 singgah di Tulungagung kemarin (4/7), tepatnya di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa. Cerita panji merupakan karya sastra yang berasal dari Jawa Timur (Jatim).

Yakni kisah antara Raden Panji Inu Kertajaya dan Dewi Sekartaji. Salah satunya terdapat di Candi Mirigambar, Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol. Para peserta festival itu juga berkunjung langsung ke candi tersebut.

Festival itu dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Tulungagung Indra Fauzi, forkopimda, Kemendikbud RI Nunus Supardi, Efie Widjajanti dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, serta perwakilan dari Thailand dan Kamboja.

Dalam sambutannya, Sekda Indra Fauzi berterima kasih kepada Dirjen Kebudayaan Kementerian RI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, yang telah memberikan kesempatan. Yakni untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Tulungagung.

Indra Fauzi menyampaikan banyak potensi kesenian dan budaya yang berkembang di Kota Marmer. Beberapa di antaranya jaranan Jawa, senterewe, tayub, reog kendang, jaranan campursari, kentrung, ketoprak, dan lain sebagainya.

- Advertisement -

Ada juga budaya yang hingga sekarang masih dilaksanakan masyarakat, seperti jamasan Kiai Upas, ulur-ulur Telaga Buret, kirab pusaka Kiai Golok, labuh laut, buceng robyong, dan lain sebagainya.

Tulungagung juga memiliki wisata kuliner. Di antaranya lodho ayam, soto ayam rempah, punten pecel, sate kambing, sompil, dan lain sebagainya. Potensi wisata juga takkalah menarik. Yakni ada Pantai Popoh, Gemah, Kedung Tumpang, Klatak, Sidem, dan Sine serta Waduk Wonorejo dan lain sebagainya.

“Tulungagung juga kaya akan produk unggulan. Salah satunya kerajinan marmer,” ujar Indra Fauzi.

Pria berkacamata itu mengatakan, pihaknya tidak berhenti mempromosikan potensi Tulungagung. Salah satunya melalui Festival Panji Nusantara 2018. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan seni budaya yang dimaksudkan untuk menggali budaya panji. Budaya panji sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia.

Budaya panji merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang berkembang dan tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya Jawa, Kalimantan, Bali, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

“Karena itulah, muncul cerita panji berbagai versi,” kata Indra Fauzi.

Dia berharap, adanya Festival Panji Internasional ini bisa menambah wawasan. Selain itu, bisa ikut mempelajari cerita panji.

Nunus Supardi, dari Kemendikbud RI mengatakan, masyarakat Jatim memiliki kekayaan, salah satunya cerita panji. Sayangnya, hal itu kurang diperhatikan.

Terbukti, banyak pelajar belum mengetahui apa itu cerita panji. Cerita panji muncul dari Kerajaan Kadiri dan Jenggolo. Dari dua kerajaan itulah, terjadi kisah asmara layaknya kisah Romeo dan Juliet.

“Hadirnya saudara-saudara dari Thailand dan Kamboja menunjukkan cerita panji bukan hanya milik Indonesia,” ujarnya.

Dia melanjutkan, UNESCO sudah menyetujui cerita panji masuk dalam daftar memory of the world (memori dunia, Red).

“Artinya, sekarang sudah menjadi milik dunia. Dan cerita panji sumbernya berasal dari Jawa Timur,” jelas Nunus.

Ketika berada di pendapa, para peserta Festival Panji Internasional dihibur banyak penampilan kesenian dan kebudayaan. Di antaranya jaranan reog kendang, tari gambyong, serta kesenian tayub. (ed/wen)   


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/