23.2 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Ngeri, Berikut Dampak Pada Paru-Paru yang Disebabkan Oleh Bakteri TB

TULUNGAGUNG- Tuberkulosis (TB) disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara dan dari satu orang ke orang lain.

Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka menjelaskan, banyak pengidap TB drop out atau mangkir dalam berobat. Itu karena efek samping obat yang cukup membuat penderita tidak betah. Efek samping di antaranya, mual, gangguan pendengaran, mata kabur dan lainnya. Ada pula faktor bosan, dan juga merasa sembuh ditengah masa pengobatan.

Biasanya mereka (pengidap) merasa baik ketika dua atau tiga bulan menjalani pengobatan TB. Padahal jika berhenti, bakteri TB terus menggrogoti paru-parunya. Tak ayal, dinkes mengaku terus berupaya untuk memotivasi pengidap TB untuk tidak putus pengobatan.

Selain itu mendorong keluarga untuk terus mengawasi dalam minum obat, sehingga tidak putus. Karena TB ini berisiko bagi semua orang. Bahkan mengancam jiwa jika tidak segera di tangani. “Kesembuhan TB masih 85 persen dan 90 persen yang ditargetkan,” katanya

 Pihaknya juga sering mensosialisasikan pada masyarakat umum terkait penularan TB ini. Keberhasilan temuan yang telah dilakukan itu, juga didukung oleh regulasi pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung yang telah membuat RAD dan Ranperda terkait pencegahan TB yang saat ini sedang di bahas oleh pansus.  “Penyakit ini harus dituntaskan  semua pihak, tidak hanya dari pihak kesehatan, tapi juga stakeholder serta kesadaran berperilaku dan juga kesehatan masyarakat sendiri. Sehingga bisa meminimalisir TB ini,” tandasnya.

TULUNGAGUNG- Tuberkulosis (TB) disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara dan dari satu orang ke orang lain.

Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka menjelaskan, banyak pengidap TB drop out atau mangkir dalam berobat. Itu karena efek samping obat yang cukup membuat penderita tidak betah. Efek samping di antaranya, mual, gangguan pendengaran, mata kabur dan lainnya. Ada pula faktor bosan, dan juga merasa sembuh ditengah masa pengobatan.

Biasanya mereka (pengidap) merasa baik ketika dua atau tiga bulan menjalani pengobatan TB. Padahal jika berhenti, bakteri TB terus menggrogoti paru-parunya. Tak ayal, dinkes mengaku terus berupaya untuk memotivasi pengidap TB untuk tidak putus pengobatan.

Selain itu mendorong keluarga untuk terus mengawasi dalam minum obat, sehingga tidak putus. Karena TB ini berisiko bagi semua orang. Bahkan mengancam jiwa jika tidak segera di tangani. “Kesembuhan TB masih 85 persen dan 90 persen yang ditargetkan,” katanya

 Pihaknya juga sering mensosialisasikan pada masyarakat umum terkait penularan TB ini. Keberhasilan temuan yang telah dilakukan itu, juga didukung oleh regulasi pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung yang telah membuat RAD dan Ranperda terkait pencegahan TB yang saat ini sedang di bahas oleh pansus.  “Penyakit ini harus dituntaskan  semua pihak, tidak hanya dari pihak kesehatan, tapi juga stakeholder serta kesadaran berperilaku dan juga kesehatan masyarakat sendiri. Sehingga bisa meminimalisir TB ini,” tandasnya.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/