TULUNGAGUNG – Apa sebenarnya yang menyebabkan bayi yang ditemukan Riyanto, 43, warga Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar di Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, pada Senin (20/3) meninggal? Diduga hal ini dipicu umur kelahiran bayi yang prematur.
Bidan Wilayah Desa Pojok Ngantru, Lilik Muniroh mengatakan, pada saat ditemukan bayi laki-laki yang terlahir prematur tersebut masih bernafas, begitu pula ketika dibawa ke puskesmas.
Dia pada saat di puskesmas pernafasan bayi tersebut melemah dan dibantu dengan ventilator atau alat pernapasan oksigen. “Iya bayi itu terlahir prematur. Masih bernapas tapi setelah dibawa ke puskesma itu napasnya melemah dan sempat dioksigen juga. Tapi akhirnya bayi itu menghembuskan napas terakhir setelah 15 menit penanganan medis,” paparnya.
Berdarkan data, bayi yang terlahir prematur tersebut kondisi paru-paru belum terbentuk secara sempurna. Tak hanya itu, bayi dengan kelahiran normal saja membutuhkan pengobatan untuk proses pematangan paru-paru. “Kalau bayi prematur itu paru-parunya kan belum matang,” ucapnya.
Disinggung ihwal penyebab dari kematian bayi laki-laki tersebut, dia mengaku, disinyalir bayi tersebut meninggal akibat terlahir dengan kondisi prematur.
Menurut dia, kelahiran prematur tersebut membuat perkembangan organ-organ dalam tubuh pada bayi tersebut tidak sempurna. “Apalagi perawatan setelah kelahiran dari bayi prematur itu harus intensif. Kalau prematur itu tidak boleh dilahirkan di rumah, masalahnya perjalanan untuk membawa bayi kecil itu juga berisiko,” ungkapnya.
Lalu kondisi bayi yang ditemukan bersih dengan ari-ari yang masih menempel, dia menegaskan, bahwasannya bayi tersebut sempat dibersihkan terlebih dahulu sebelum ditaruh di perlintasan sawah.
Menurut dia, jika bayi baru lahir langsung dibuang akan ada darah, cairan lahiran serta selaput-selaput. “Itu kan sudah bersih, jadi kemungkinan sempat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuang,” jelasnya.
Pihaknya menduga pembungan bayi laki-laki tersebut dibuang sekitar 2 jam setelah dilahirkan.
Dia menyatakan dengan melihat kondisi bayi prematur yang masih bisa menghembuskan nafas tersebut disinyalir kelahirannya hanya berselang beberapa jam pada saat ditemukan. “Soalnya bayi itu kalau dibiarkan 1 hingga 2 jam itu napasnya terengah-engah karena kedinginan hingga hipotermia,” ungkapnya.
Disinggung ihwal proses kelahiran yang menggunakan tenaga medis atau kelahiran dengan cara mandiri, dia mengaku, tidak dapat mendeteksi apakah bayi tersebut terlahir dengan proses medis atau kelahiran dengan cara sengaja. Kendati demikian terdapat obat-obatan yang dapat menimbulkan kontraksi untuk melahirkan bayi yang tidak diharapkan. “Bisa karena meminum obat-obatan akhirnya timbul kontraksi kalau itu memang anak yang tidak diharapkan,” pungkasnya. (mg2/din/rka)