24.1 C
Tulungagung
Thursday, June 8, 2023

Nandia Aninditha Raup Untung di Tengah Populernya Hobi Berkebun

Eksistensi bunga Anggrek tak pernah sekalipun pudar meski hadir tanaman hias baru. Bahkan, ia makin populer di tengah imbauan dirumah saja. Tak heran, usaha ini semakin untung ditengah merebaknya Covid-19. Salah satu pembudidaya yang merasakan, yakni Nandia Aninditha.

 

SITI NURUL LAILIL MA’RIFAH, Gondang, Radar Tulungagung

 

TAK sulit menemukan rumah Nandia Aninditha. Meskipun berada di dalam gang, tepatnya di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, namun aksesnya mudah dicari. Bahkan, siapapun dengan cepat menemukannya setelah dituntun Goggle Maps di Gudang Anggrek Tulungagung milik Nandia.

Pagar hitam setinggi dua meter menjadi tanda dari rumahnya. Dari luar sudah kelihatan paranet yang menjadi ciri khas rumah dari seorang pembudidaya tanaman hias. Setelah masuk, akan takjub karena disuguhkan indahnya warna warni bunga anggrek yang dia tata sedemikian rupa di teras rumahnya. “Di belakang rumah juga ada koleksi saya,” ucap Nandia membuka obrolan dengan koran ini.

Lantas koran inipun diajak berkeliling. Termasuk ke belakang rumahnya yang ternyata disulap jadi kebun anggrek. Di situ juga, terdapat banyak ratusan botol kaca yang di dalamnya berisi bibit anggrek tertata di dalam rak. Posisi botol tertidur. Semua botol tertulis kode masing-masing jenis anggrek. “Itu adalah kode untuk mengetahui jenis anggrek dan indukannya. Semua terdata dalam file saya,” terangnya.

Sembari menunjukkan beberapa jenis anggrek yang berhasil dibudidayakannya, Nandia mengatakan usaha anggrek ini sudah dirintis sejak 2016 lalu. Saat itu ia masih berstatus mahasiswa. Berbekal magang biologi di salah satu pembudidaya anggrek di Malang, ia memiliki banyak ilmu di dunia tanaman hias tersebut. “Waktu magang juga ikut jualan. Ternyata saya mengetahui bahwa peminat anggrek lumayan banyak, dan harga cenderung stabil,” jelasnya.

Lantas ia memutuskan untuk fokus membudidayakan sendiri bersama suaminya, Ahkimatu Agin Dabri yang lebih dulu menggeluti anggrek. Bahkan, pemilik orchids nursery bernama Gudang Anggrek Tulungagung ini mencoba belajar mengembangkan kultur jaringan biji. “Belajarnya 2018 lalu, waktu masih di Malang. Kemudian, setelah tahu cara-caranya, kami kembangkan kultur jaringan biji sendiri 2019 lalu. Dan bulan ini kita sudah mulai panen,” terangnya.

Dari berbagai jenis anggrek, fokus pada jenis anggrek Dendrobium. Jenis ini menurutnya lebih mudah dirawat, bunganya indah dan bertahan cukup lama. Bahkan, Nandia menyebut tanaman Anggrek ini merupakan sebagai tanaman yang tahan banting. Hanya menggunakan media tanam arang mereka bisa hidup. “Merawatnya sangat mudah. Yakni hanya perlu air, cahaya, angin serta pupuk. Dan catatan, kalau jenis Dendrobium ini suka air, jadi harus rutin menyiramnya setiap hari,” jelasnya.

Ia menyebut di tengah populernya hobi berkebun, permintaan anggrek meningkat hingga 75 persen. Wanita kelahiran 1994 ini menduga, karena imbauan di rumah saja membuat banyak orang memiliki waktu luang lebih untuk menyalurkan hobi merawat tanaman hias, salah satunya anggrek. “Peningkatan ada 75 dibandingkan hari normal. Bahkan kami sempet kewalahan, karena stok juga terbatas,” terangnya.

Disinggung soal harga, Nandia menyebut harga bunga anggrek cukup stabil di pasaran. Bahkan, cenderung naik dari tahun ke tahun. Untuk dia, biasanya menjual mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp 5 juta. Tergantung jenis, dan usia tanaman. Sedangkan permintaan, sudah menasional. Namun paling banyak dari Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah. “Kebetulan, kami fokus pemasarannya di online. Karena, jangkauan pemasaran lebih luas,” tandasnya.(*)

Eksistensi bunga Anggrek tak pernah sekalipun pudar meski hadir tanaman hias baru. Bahkan, ia makin populer di tengah imbauan dirumah saja. Tak heran, usaha ini semakin untung ditengah merebaknya Covid-19. Salah satu pembudidaya yang merasakan, yakni Nandia Aninditha.

 

SITI NURUL LAILIL MA’RIFAH, Gondang, Radar Tulungagung

 

TAK sulit menemukan rumah Nandia Aninditha. Meskipun berada di dalam gang, tepatnya di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, namun aksesnya mudah dicari. Bahkan, siapapun dengan cepat menemukannya setelah dituntun Goggle Maps di Gudang Anggrek Tulungagung milik Nandia.

- Advertisement -

Pagar hitam setinggi dua meter menjadi tanda dari rumahnya. Dari luar sudah kelihatan paranet yang menjadi ciri khas rumah dari seorang pembudidaya tanaman hias. Setelah masuk, akan takjub karena disuguhkan indahnya warna warni bunga anggrek yang dia tata sedemikian rupa di teras rumahnya. “Di belakang rumah juga ada koleksi saya,” ucap Nandia membuka obrolan dengan koran ini.

Lantas koran inipun diajak berkeliling. Termasuk ke belakang rumahnya yang ternyata disulap jadi kebun anggrek. Di situ juga, terdapat banyak ratusan botol kaca yang di dalamnya berisi bibit anggrek tertata di dalam rak. Posisi botol tertidur. Semua botol tertulis kode masing-masing jenis anggrek. “Itu adalah kode untuk mengetahui jenis anggrek dan indukannya. Semua terdata dalam file saya,” terangnya.

Sembari menunjukkan beberapa jenis anggrek yang berhasil dibudidayakannya, Nandia mengatakan usaha anggrek ini sudah dirintis sejak 2016 lalu. Saat itu ia masih berstatus mahasiswa. Berbekal magang biologi di salah satu pembudidaya anggrek di Malang, ia memiliki banyak ilmu di dunia tanaman hias tersebut. “Waktu magang juga ikut jualan. Ternyata saya mengetahui bahwa peminat anggrek lumayan banyak, dan harga cenderung stabil,” jelasnya.

Lantas ia memutuskan untuk fokus membudidayakan sendiri bersama suaminya, Ahkimatu Agin Dabri yang lebih dulu menggeluti anggrek. Bahkan, pemilik orchids nursery bernama Gudang Anggrek Tulungagung ini mencoba belajar mengembangkan kultur jaringan biji. “Belajarnya 2018 lalu, waktu masih di Malang. Kemudian, setelah tahu cara-caranya, kami kembangkan kultur jaringan biji sendiri 2019 lalu. Dan bulan ini kita sudah mulai panen,” terangnya.

Dari berbagai jenis anggrek, fokus pada jenis anggrek Dendrobium. Jenis ini menurutnya lebih mudah dirawat, bunganya indah dan bertahan cukup lama. Bahkan, Nandia menyebut tanaman Anggrek ini merupakan sebagai tanaman yang tahan banting. Hanya menggunakan media tanam arang mereka bisa hidup. “Merawatnya sangat mudah. Yakni hanya perlu air, cahaya, angin serta pupuk. Dan catatan, kalau jenis Dendrobium ini suka air, jadi harus rutin menyiramnya setiap hari,” jelasnya.

Ia menyebut di tengah populernya hobi berkebun, permintaan anggrek meningkat hingga 75 persen. Wanita kelahiran 1994 ini menduga, karena imbauan di rumah saja membuat banyak orang memiliki waktu luang lebih untuk menyalurkan hobi merawat tanaman hias, salah satunya anggrek. “Peningkatan ada 75 dibandingkan hari normal. Bahkan kami sempet kewalahan, karena stok juga terbatas,” terangnya.

Disinggung soal harga, Nandia menyebut harga bunga anggrek cukup stabil di pasaran. Bahkan, cenderung naik dari tahun ke tahun. Untuk dia, biasanya menjual mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp 5 juta. Tergantung jenis, dan usia tanaman. Sedangkan permintaan, sudah menasional. Namun paling banyak dari Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah. “Kebetulan, kami fokus pemasarannya di online. Karena, jangkauan pemasaran lebih luas,” tandasnya.(*)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/