TULUNGAGUNG – Masih diingat betul kegagalan ketika memulai bisnis oleh Joko Ibrahim. Namun demikian tak pantang surut semangat untuk kembali bangkit. Ketua Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabupaten Tulungagung ini menceritakan, awal bisnisnya sekitar tahun 2009 mendapat order hanger sebanyak 20 ribu hanger untuk diekspor ke luar negeri. Karena memang punya usaha hanger ini tentu membuatnya senang menerima pesanan tersebut.
“Ada teman Jakarta meminta saya produksi hanger dengan spesifikasi tertentu untuk diekspor. Setelah saya kerjakan ternyata batal ekspor karena ada salah satu bahannya yang tidak sesuai kriterianya,” terang suami Prisa Anggi Yulia.
Pria lulusan S2 Universitas Paramadina ini mengambil langkah lain. Karena sudah terlanjur dikerjakan dan sangat banyak akhirnya cari ide agar hanger yang sudah diproduksi puluhan ribu itu tetap bisa terjual. Akhirnya mencoba ditawarkan ke hotel-hotel berbintang dan franchise laundry.
“Alhamdulillah ternyata produk saya diminati karena ini memang sesuai dengan hanger yang dipakai di hotelhotel dan hanger laundry. Hotel dan laundry ini mempunyai cabang di mana-mana hampir seluruh Indonesia, jadi ya bersyukur banget yang awalnya gagal ekspor malah berkah buat saya,” jelas pria asli Sukoharjo, Solo itu.
Karena sukses mengembangkan bisnis hanger dengan model baru. Akhirnya nama Joko sangat dikenal di wilayah Desa Ngunut. Kebetulan pada saat ada rapat di desa, dia diundang sekaligus ditunjuk sebagai direktur BUMDes Ngunut. Tak berapa lama di tingkat Kabupaten juga diadakan rapat forum BUMDes yang dihadiri semua perwakilan di Tulungagung dan dia terpilih secara demokratis sebagai Ketua Forum BUMDes Kabupaten Tulungagung. (fid/c1/din/dfs)