23.5 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Miftachul Chusna Raih Gelar Puteri Indonesia Jatim Kategori Intelegensi

Tulungagung – Miftachul Chusna berhasil mengharumkan Kabupaten Tulungagung. Pada Februari lalu, gadis asal Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, tersebut berhasil menjadi juara Putri Indonesia Jawa Timur (Jatim) kategori atribut intelegensi yang pemilihannya dilaksanakan di Surabaya.

Bisa dibilang modal nekat, gadis 23 tahun tersebut berangkat dari Tulungagung ke Surabaya untuk ikut sebuah ajang bergengsi pencarian Putri Indonesia tingkat Jatim tahun 2023. Bahkan sempat ogah-ogahan ikut dengan beberapa pertimbangan. Meski demikian, tidak disangka-sangka dia malah beruntung bisa menjadi juara dalam kategori atribut intelegensi.

“Target saya masuk lima besar, tapi waktu malam grand final nama saya tidak terpanggil di lima besar itu. Sempat pesimistis karena peserta lain sangat bagus. Tapi waktu pembacaan pemenang atribut intelegensi nama saya terpanggil. Sangat senang tapi kaget,” ucap Mitha, sapaan akrab Miftachul Chusna.

Masih jarang yang tahu, masa kecil perempuan tersebut adalah anak perempuan yang tomboi.  Sehingga, menjadi seorang Putri Indonesia Jatim tidak masuk dalam daftar impian kecilnya.  Tetapi ketika masuk jenjang perkuliahan, semuanya seakan berubah dan keinginannya untuk ikut dunia modelling atau ajang kecantikan mulai muncul.

“Sebenarnya saya hanya ingin mengisi curiculum vitae (CV) agar tidak kosong dengan mengikuti beberapa ajang itu,” ungkapnya dengan tertawa.

Dari situ, Mitha berhasil menjadi Duta Pariwisata Tulungagung tahun 2021. Pada tahun berikutnya, dia juga menjadi 10 besar pencarian Duta Wisata Raka Raki Jatim meski belum menjadi juara pertama. “Tapi pada saat ikut Raka Raki itu usahanya banyak. Saya butuh waktu 10 bulan untuk mempersiapkan berbagai hal mulai dari berjalan catwalk dan lain sebagainya,” ujarnya.

Untuk persiapan 10 bulan tidak sepenuhnya gagal, karena itu menjadi modal berharga baginya pada ajang yang diikuti selanjutnya yakni pemilihan Putri Indonesia Jatim. Dia hanya mengingat kembali dan sedikit menambahi segala hal telah dipelajari selama 10 bulan dalam persiapan pencarian Duta Wisata Raka Raki Jatim. Proses dilaluinya tidak tergolong mudah. Bermula dari 50 peserta di seluruh kota/kabupaten se-Jatim diseleksi menjadi 25 peserta kemudian masih diseleksi lagi menjadi 12 peserta untuk tampil di grand final.

Selain itu, salah satu syarat terberat bagi finalis yaitu wajib mempunyai advokasi atau kegiatan sosial. Pada malam grand final, dia membawakan advokasinya yaitu (Berbagi Cerita) berfokus untuk pengenalan kembali cerita rakyat ke anak-anak SD, selain itu dia membawakan inovasi berupa buku ilustrasi cerita rakyat Babad Tulungagung dan Lelana 38 Kata yaitu cerita rakyat di Jatim.

“Jadi syarat menjadi Putri Indonesia itu tidak hanya pintar, cantik dan berperilaku baik saja. Tapi harus bisa menginspirasi serta bermanfaat untuk masyarakat,” tuturnya.

Dia berharap bahwa kesuksesannya mampu menginspirasi perempuan muda di Tulungagung. Dengan penghargaan  didapatkan, tentu menjadi tanggung jawab tersendiri untuk sebagai contoh model para kaum muda di Jatim. “Jangan takut mencoba hal baru, dan manfaatkan usia masih muda untuk berkarya serta berprestasi,” tutupnya. (*/din).

Tulungagung – Miftachul Chusna berhasil mengharumkan Kabupaten Tulungagung. Pada Februari lalu, gadis asal Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, tersebut berhasil menjadi juara Putri Indonesia Jawa Timur (Jatim) kategori atribut intelegensi yang pemilihannya dilaksanakan di Surabaya.

Bisa dibilang modal nekat, gadis 23 tahun tersebut berangkat dari Tulungagung ke Surabaya untuk ikut sebuah ajang bergengsi pencarian Putri Indonesia tingkat Jatim tahun 2023. Bahkan sempat ogah-ogahan ikut dengan beberapa pertimbangan. Meski demikian, tidak disangka-sangka dia malah beruntung bisa menjadi juara dalam kategori atribut intelegensi.

“Target saya masuk lima besar, tapi waktu malam grand final nama saya tidak terpanggil di lima besar itu. Sempat pesimistis karena peserta lain sangat bagus. Tapi waktu pembacaan pemenang atribut intelegensi nama saya terpanggil. Sangat senang tapi kaget,” ucap Mitha, sapaan akrab Miftachul Chusna.

Masih jarang yang tahu, masa kecil perempuan tersebut adalah anak perempuan yang tomboi.  Sehingga, menjadi seorang Putri Indonesia Jatim tidak masuk dalam daftar impian kecilnya.  Tetapi ketika masuk jenjang perkuliahan, semuanya seakan berubah dan keinginannya untuk ikut dunia modelling atau ajang kecantikan mulai muncul.

“Sebenarnya saya hanya ingin mengisi curiculum vitae (CV) agar tidak kosong dengan mengikuti beberapa ajang itu,” ungkapnya dengan tertawa.

- Advertisement -

Dari situ, Mitha berhasil menjadi Duta Pariwisata Tulungagung tahun 2021. Pada tahun berikutnya, dia juga menjadi 10 besar pencarian Duta Wisata Raka Raki Jatim meski belum menjadi juara pertama. “Tapi pada saat ikut Raka Raki itu usahanya banyak. Saya butuh waktu 10 bulan untuk mempersiapkan berbagai hal mulai dari berjalan catwalk dan lain sebagainya,” ujarnya.

Untuk persiapan 10 bulan tidak sepenuhnya gagal, karena itu menjadi modal berharga baginya pada ajang yang diikuti selanjutnya yakni pemilihan Putri Indonesia Jatim. Dia hanya mengingat kembali dan sedikit menambahi segala hal telah dipelajari selama 10 bulan dalam persiapan pencarian Duta Wisata Raka Raki Jatim. Proses dilaluinya tidak tergolong mudah. Bermula dari 50 peserta di seluruh kota/kabupaten se-Jatim diseleksi menjadi 25 peserta kemudian masih diseleksi lagi menjadi 12 peserta untuk tampil di grand final.

Selain itu, salah satu syarat terberat bagi finalis yaitu wajib mempunyai advokasi atau kegiatan sosial. Pada malam grand final, dia membawakan advokasinya yaitu (Berbagi Cerita) berfokus untuk pengenalan kembali cerita rakyat ke anak-anak SD, selain itu dia membawakan inovasi berupa buku ilustrasi cerita rakyat Babad Tulungagung dan Lelana 38 Kata yaitu cerita rakyat di Jatim.

“Jadi syarat menjadi Putri Indonesia itu tidak hanya pintar, cantik dan berperilaku baik saja. Tapi harus bisa menginspirasi serta bermanfaat untuk masyarakat,” tuturnya.

Dia berharap bahwa kesuksesannya mampu menginspirasi perempuan muda di Tulungagung. Dengan penghargaan  didapatkan, tentu menjadi tanggung jawab tersendiri untuk sebagai contoh model para kaum muda di Jatim. “Jangan takut mencoba hal baru, dan manfaatkan usia masih muda untuk berkarya serta berprestasi,” tutupnya. (*/din).


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/