Melihat banyaknya limbah batok atau tempurung kelapa di sekitar rumah, membuat Sujarwo berinisiatif mengubahnya menjadi barang bernilai tinggi. Di tangan kreatifnya, tempurung kelapa diubah menjadi aneka teko, cangkir, hingga lampu hias. Bahkan mulai rambah pasar internasional.
ANANIAS AYUNDA PRIMASTUTI
Tak sulit menemukan kediaman Sujarwo yang berada di Desa/Kecamatan Besuki ini. Di samping rumahnya terjajar rapi tempurung kelapa dan aneka batang kayu. Tak jauh dari sana aneka cangkir, teko, mangkuk, dan berbagai lampu hias aneka model terjajar rapi pada meja ruang tamu. Berbagai pernak-pernik rumah tangga ini merupakan hasil tangan kreatif Sujarwo. “Semua dari limbah batok dan batang kayu di sekitar rumah,” jelasnya sembari menata lampu-lampu hias yang baru saja selesai dikerjakan.
Pria 36 tahun ini tak menyangka hasil coba-cobanya memanfaatkan tempurung kelapa menjadi cangkir, kini ladang bisnisnya. Bahkan saat itu, hanya bermodal Rp 1juta untuk memulai bisnis kerajinan. Dibantu sang istri dan keluarganya, kini bisnis kerajinannya telah berjalan hampir 1,5 tahun. (*)