23.2 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Crosser Cilik Asal Rejotangan,Fadila Nafara Dapat Penghargaan IMI Jatim Award

REJOTANGAN – IMI Jatim Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berkontribusi dalam dunia otomotif dan memiliki prestasi motorsport di Indonesia, khususnya di Jatim. Fadila, sapaan akrab Fadila Navara, berhasil mendapatkan award tersebut karena sebelumnya menjadi juara umum kejuaraan nasional (Kejurnas) dan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jatim Motocross di kelas SE 65 cc.

“Pembalap lainnya yang mendapatkan penghargaan saat IMI Jatim Award adalah yang menjadi juara nasional maupun kejurprov di tahun sebelumnya. Sedangkan, Fadila adalah satu-satunya crosser di Tulungagung yang mendapatkan penghargaan pada acara yang dilaksanakan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) IMI Jatim tersebut,” jelas ayah kandung bocah tersebut, Totok Medjo.

Penghargaan tersebut menjadi yang pertama bagi karir Fadila. Lebih berkesan, karena penghargaan yang didapatkan tepat sehari setelah ulang tahun Fadila yang ke-10 tahun, yakni pada 19 Maret lalu. Tentunya hal tersebut menjadi kado tersendiri bagi Fadila Nafara. Penghargaan tersebut didapatkan di Hotel Grand Mercure Kota Surabaya pada Senin malam.

“IMI Jatim Award ini dua tahun terakhir masih vakum karena pandemi Covid-19. Setelah ada lagi tahun 2023 ini, Fadila mendapatkan salah satu penghargaannya,” jelas Medjo, sapaan akrab pria tersebut.

Dia merasakan, untuk mendapatkan penghargaan tersebut memang harus malalui proses jatuh bangun selama setahun kemarin. Salah satu hasilnya, tiga kali putaran yang dipertandingkan pada Kejurprov Jatim, Fadila meraih juara pertama secara berturut-turut sehingga berhak mendapatkan IMI Award ini. “Kita (Tim Fadila Navara, Red) main mati-matian untuk mendapatkan award ini,” ungkapnya.

Kemudian, Fadila juga dihadapkan dengan jadwal balapan yang sangat padat karena beberapa ajang yang diikutinya. Pernah juga, setelah selesai menjuarai motocross grass track di tingkat nasional di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Fadila langsung beranjak ke Madura keesokan harinya untuk mengikuti perlombaan yang lainnya.

“Contohnya, pada Sabtu, Fadila selesai memenangkan sebuah ajang motocross grass track di Semarang, lalu Minggu langsung main lagi ke Madura untuk kejurprov. Hampir tidak ada istirahatnya, tapi Fadila tetap main meski hujan-hujanan,” tuturnya.

Belum lagi, pola Latihan yang terbilang berat harus dilakoni oleh Fadila. Dalam seminggu, Fadila harus menyisihkan waktu empat kali untuk berlatih motocross. Itu baru latihan untuk teknik, belum termasuk latihan fisik yang mengharuskan Fadila melahap beberapa hal. Mulai dari lari, bersepeda, sampai fitness yang merupakan teman akrab Fadila setiap harinya untuk menunjang fisiknya.

“Karena sebagai seorang crosser, fisik dan stamina itu sangat penting. Di satu sisi, ditunjang dengan konsumsi makanan yang bagus dan bergizi,” ungkap Medjo.

Pencapaian itu semua, lanjut dia, mayoritas pendanaan adalah dari kantong pribadinya. Kendati prestasi yang diperoleh sudah tembus tingkat nasional, tetapi perhatian pemerintah kabupaten (pemkab) rupanya masih sangat minim. Olahraga motocross ini harus diakui memang membutuhkan dana yang banyak.

“Dalam dunia balap motocross, sokongan dana sangatlah penting untuk menunjang prestasi dari anak-anak yang memiliki potensi,” tandasnya. (*/c1/din)

REJOTANGAN – IMI Jatim Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berkontribusi dalam dunia otomotif dan memiliki prestasi motorsport di Indonesia, khususnya di Jatim. Fadila, sapaan akrab Fadila Navara, berhasil mendapatkan award tersebut karena sebelumnya menjadi juara umum kejuaraan nasional (Kejurnas) dan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jatim Motocross di kelas SE 65 cc.

“Pembalap lainnya yang mendapatkan penghargaan saat IMI Jatim Award adalah yang menjadi juara nasional maupun kejurprov di tahun sebelumnya. Sedangkan, Fadila adalah satu-satunya crosser di Tulungagung yang mendapatkan penghargaan pada acara yang dilaksanakan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) IMI Jatim tersebut,” jelas ayah kandung bocah tersebut, Totok Medjo.

Penghargaan tersebut menjadi yang pertama bagi karir Fadila. Lebih berkesan, karena penghargaan yang didapatkan tepat sehari setelah ulang tahun Fadila yang ke-10 tahun, yakni pada 19 Maret lalu. Tentunya hal tersebut menjadi kado tersendiri bagi Fadila Nafara. Penghargaan tersebut didapatkan di Hotel Grand Mercure Kota Surabaya pada Senin malam.

“IMI Jatim Award ini dua tahun terakhir masih vakum karena pandemi Covid-19. Setelah ada lagi tahun 2023 ini, Fadila mendapatkan salah satu penghargaannya,” jelas Medjo, sapaan akrab pria tersebut.

Dia merasakan, untuk mendapatkan penghargaan tersebut memang harus malalui proses jatuh bangun selama setahun kemarin. Salah satu hasilnya, tiga kali putaran yang dipertandingkan pada Kejurprov Jatim, Fadila meraih juara pertama secara berturut-turut sehingga berhak mendapatkan IMI Award ini. “Kita (Tim Fadila Navara, Red) main mati-matian untuk mendapatkan award ini,” ungkapnya.

- Advertisement -

Kemudian, Fadila juga dihadapkan dengan jadwal balapan yang sangat padat karena beberapa ajang yang diikutinya. Pernah juga, setelah selesai menjuarai motocross grass track di tingkat nasional di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Fadila langsung beranjak ke Madura keesokan harinya untuk mengikuti perlombaan yang lainnya.

“Contohnya, pada Sabtu, Fadila selesai memenangkan sebuah ajang motocross grass track di Semarang, lalu Minggu langsung main lagi ke Madura untuk kejurprov. Hampir tidak ada istirahatnya, tapi Fadila tetap main meski hujan-hujanan,” tuturnya.

Belum lagi, pola Latihan yang terbilang berat harus dilakoni oleh Fadila. Dalam seminggu, Fadila harus menyisihkan waktu empat kali untuk berlatih motocross. Itu baru latihan untuk teknik, belum termasuk latihan fisik yang mengharuskan Fadila melahap beberapa hal. Mulai dari lari, bersepeda, sampai fitness yang merupakan teman akrab Fadila setiap harinya untuk menunjang fisiknya.

“Karena sebagai seorang crosser, fisik dan stamina itu sangat penting. Di satu sisi, ditunjang dengan konsumsi makanan yang bagus dan bergizi,” ungkap Medjo.

Pencapaian itu semua, lanjut dia, mayoritas pendanaan adalah dari kantong pribadinya. Kendati prestasi yang diperoleh sudah tembus tingkat nasional, tetapi perhatian pemerintah kabupaten (pemkab) rupanya masih sangat minim. Olahraga motocross ini harus diakui memang membutuhkan dana yang banyak.

“Dalam dunia balap motocross, sokongan dana sangatlah penting untuk menunjang prestasi dari anak-anak yang memiliki potensi,” tandasnya. (*/c1/din)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/