23.5 C
Tulungagung
Friday, June 9, 2023

Kenzo, Atlet Asli Trenggalek Jadi Pemain Timnas Pelajar di Luar Negeri

TrenggalekPerawakan Kenzo Jati Muhammad Wiratama ini lebih tinggi dan atletis dibanding teman-temannya. Namun bukan tubuh ideal saja yang dimiliki, ternyata kemampuan Kenzo -sapaan akrab Kenzo Jati Muhammad Wiratama -dalam bermain sepak bola tak dapat disepelekan. Itu terlihat kala bocah kelahiran 2011 tersebut terpilih menjadi pemain timnas Pelajar Garuda Muda kelompok usia kelahiran 2011/ 2012 (U-12).

Ternyata, dipilih sebagai pemain timnas pelajar tersebut bukan kali pertama. Sebelumnya dia juga pernah bermain di Singapura, hingga meraih 8 besar. Pengalaman pernah bermain di timnas luar negeri, menurut dia, berbeda sekali dengan bermain di Indonesia. “Temponya lebih cepat dan semua pemain bekerja keras,” kata Kenzo ketika ditemui Jawa Pos Radar Trenggalek ini.

Kenzo tak mau patah semangat saat mengamati permainan sepak bola di luar negeri. Dirinya justru lebih terpacu untuk terus berlatih dan meraih mimpi menjadi timnas Indonesia. Mimpi itu ternyata berangkat dari hobi. Yang mana Kenzo mulai mengenal permainan sepak bola sejak kelas 1 SD. “Mulanya saya cuma main-main seperti biasa, tapi lama-kelamaan jadi hobi main sepak bola,” ujar remaja yang berulang tahun pada 14 April itu.

Orang tua (ortu)-nya pun sangat mendukung hobi Kenzo, hingga mereka memberikan kesempatan untuk anaknya bergabung ke sekolah sepak bola (SSB) Poras dengan pelatih Danang Fredian. Saat berlatih, Kenzo ini memiliki kemampuan bermain di sayap kanan dan kiri. Danang Fredian pun menilai, Kenzo juga bisa bermain menjadi center back. “Kecepatan, daya jelajah tinggi, crossing bagus, sementara untuk teknikal masih rata-rata,” ujar Danang Fredian.

Menurut Danang, semua anak-anak dapat sebetulnya memiliki potensi masing-masing, tapi yang membedakan adalah mereka mau meraih potensinya tidak atau tidak. Dia mengaku, posisi permainan Kenzo ini tidak melulu menjadi sayap atau back, kadang dia harus mau bermain ke posisi yang lain.”Anak-anak tak bisa di plot di satu posisi, karena permainan itu akan semakin matang ketika bertambahnya umur,” tegasnya.

Sementara itu, Danang mengatakan, permainan sepak bola ini juga menyimpan risiko cedera. Namun jangan sampai itu terjadi pada Kenzo. “Cedera pernah (Kenzo, Red) tapi tidak yang terlalu parah,” ujarnya. (*/jaz)

TrenggalekPerawakan Kenzo Jati Muhammad Wiratama ini lebih tinggi dan atletis dibanding teman-temannya. Namun bukan tubuh ideal saja yang dimiliki, ternyata kemampuan Kenzo -sapaan akrab Kenzo Jati Muhammad Wiratama -dalam bermain sepak bola tak dapat disepelekan. Itu terlihat kala bocah kelahiran 2011 tersebut terpilih menjadi pemain timnas Pelajar Garuda Muda kelompok usia kelahiran 2011/ 2012 (U-12).

Ternyata, dipilih sebagai pemain timnas pelajar tersebut bukan kali pertama. Sebelumnya dia juga pernah bermain di Singapura, hingga meraih 8 besar. Pengalaman pernah bermain di timnas luar negeri, menurut dia, berbeda sekali dengan bermain di Indonesia. “Temponya lebih cepat dan semua pemain bekerja keras,” kata Kenzo ketika ditemui Jawa Pos Radar Trenggalek ini.

Kenzo tak mau patah semangat saat mengamati permainan sepak bola di luar negeri. Dirinya justru lebih terpacu untuk terus berlatih dan meraih mimpi menjadi timnas Indonesia. Mimpi itu ternyata berangkat dari hobi. Yang mana Kenzo mulai mengenal permainan sepak bola sejak kelas 1 SD. “Mulanya saya cuma main-main seperti biasa, tapi lama-kelamaan jadi hobi main sepak bola,” ujar remaja yang berulang tahun pada 14 April itu.

Orang tua (ortu)-nya pun sangat mendukung hobi Kenzo, hingga mereka memberikan kesempatan untuk anaknya bergabung ke sekolah sepak bola (SSB) Poras dengan pelatih Danang Fredian. Saat berlatih, Kenzo ini memiliki kemampuan bermain di sayap kanan dan kiri. Danang Fredian pun menilai, Kenzo juga bisa bermain menjadi center back. “Kecepatan, daya jelajah tinggi, crossing bagus, sementara untuk teknikal masih rata-rata,” ujar Danang Fredian.

Menurut Danang, semua anak-anak dapat sebetulnya memiliki potensi masing-masing, tapi yang membedakan adalah mereka mau meraih potensinya tidak atau tidak. Dia mengaku, posisi permainan Kenzo ini tidak melulu menjadi sayap atau back, kadang dia harus mau bermain ke posisi yang lain.”Anak-anak tak bisa di plot di satu posisi, karena permainan itu akan semakin matang ketika bertambahnya umur,” tegasnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Danang mengatakan, permainan sepak bola ini juga menyimpan risiko cedera. Namun jangan sampai itu terjadi pada Kenzo. “Cedera pernah (Kenzo, Red) tapi tidak yang terlalu parah,” ujarnya. (*/jaz)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/