KABUPATEN BLITAR – Pelaku gendam di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, pada Rabu (17/5) lalu, masih misteri. Pelaku belum berhasil ditangkap. Bahkan, polisi kesulitan melacak keberadaannya.
Kapolsek Talun Iptu Indrayana tak menampik hingga kemarin malam pelaku urung berhasil ditangkap. Padahal, sudah berjalan sekitar seminggu pascakejadian. Selama proses penyelidikan, polisi memanfaatkan bukti petunjuk berupa rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang terpasang di salah satu sudut rumah korban, Bazar, 70. “Tetap ada yang kami amankan, bukti petunjuk yang lain. Sementara memang belum terungkap pelakunya,” ungkapnya, kemarin (25/5).
Menilik gerak-gerik terduga pelaku saat beraksi, lanjut dia, disinyalir pria itu sudah beberapa kali menjalankan metode gendam. Kebetulan rumah Bazar saat itu sepi. Praktis, pelaku dengan leluasa melancarkan aksi terlarang itu dan mengaku sebagai rekan anaknya.
Indra menambahkan, agar proses penyelidikan berjalan lebih maksimal, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Blitar. Penyisiran nantinya akan diperluas ke daerah lain sesuai rangkuman bukti petunjuk. “Yang cukup menyulitkan, sepertinya pelaku ini berkamuflase. Lalu berpindah-pindah tempat,” lanjutnya.
Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udhiyono menyebut, fenomena aksi perampasan menggunakan metode hipnotis itu mulai marak terjadi. Menurut dia, tidak sedikit masyarakat yang resah dengan peristiwa tersebut.
“Ada beberapa daerah yang sempat disebutkan di media sosial (medsos) sering terjadi (gendam). Termasuk di Talun yang saat ini kami tangani,” tandasnya.
Sebelumnya, warga Kecamatan Talun dihebohkan dengan aksi gendam oleh seorang lelaki yang tak diketahui identitasnya. Di lokasi yang sama, pelaku menghipnotis dua korban yakni Fais, 4, dan Bazar, 70. Masing-masing dari mereka mengaku kehilangan ponsel dan uang senilai Rp 400 ribu. (luk/c1/wen)