Tulungagung – Para petani tentu mulai tersenyum, karena beberapa wilayah penghasil padi di Tulungagung mulai melangsungkan panen raya pada bulan Maret ini. Pada panen raya kali ini, Tulungagung mampu surplus beras sebagai modal berharga untuk persiapan bulan Ramadan mendatang.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menerangkan, dari luasan pertanian di Tulungagung yang mencapai 46,701 hektare (ha), produksi padi yang dihasilkan adalah 310.892,39 ton gabah atau setara dengan 171.208,45 ton beras. Dengan jumlah konsumsi beras per tahun sekitar 103.846,88 ton, Tulungagung masih bisa surplus beras puluhan ribu ton. Apalagi, ditambah dengan panen raya yang dimulai pada Maret ini. “Keadaan surplus beras ini memberi manfaat bagi masyarakat Tulungagung khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Karena Tulungagung merupakan daerah penyangga pangan di Provinsi Jawa Timur (Jatim),” katanya, setelah melaksanakan Panen Raya Nusantara 1 Juta Hektare di area persawahan Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan, kemarin (9/3).
Keberhasilan tersebut, lanjut dia, tidak terlepas dari kerja keras para petani Tulungagung serta dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan yang lainnya. Yang telah banyak memberikan bantuan usaha pertanian dari hulu sampai hilir.
Salah satu desa yang mempunyai produktivitas tinggi adalah Desa Pakisrejo. Setelah ubinan dilakukan di desa tersebut, diperoleh hasil 6,18 kilogram (kg). Artinya, pada lahan seluas 1 ha bisa menghasilkan gabah kering panen (GKP) 9,89 ton. Dengan demikian, untuk kawasan 40 ha lahan pertanian (Desa Pakisrejo, Red) memiliki produksi 395,96 ton GKP atau setara dengan produksi 328,96 gabah kering giling (GKG). “Jika dikonversikan dalam bentuk beras, maka diperoleh produksi 210,96 ton beras. Itu hanya di Desa Pakisrejo,” tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung Suyanto menambahkan, Kabupaten Tulungagung menjadi satu dari total 66 kabupaten/kota se Indonesia yang melakukan Panen Raya Nusantara 1 Juta Hektare. Tulungagung menjadi salah satu lumbung pangan yang ada di Indonesia, khususnya Jatim. Setelah panen raya di Desa Pakisrejo, daerah-daerah lainnya juga akan melakukan panen raya. “Bisa di Kecamatan Pakel, Kalidawir, dan kecamatan lainn. Memang tidak bersamaan pada hari ini (kemarin, Red),” katanya.
Dengan panen raya di Tulungagung kali ini, dia memastikan persediaan gabah di Tulungagung mengalmi surplus. Itu menambah cadangan padi milik Tulungagung yang masih belum habis. Hal itu jelas sangat berguna saat bulan Ramadan yang sebentar lagi datang, dengan konsumsi masyarakat yang akan meningkat.
Dia menegaskan, setiap tahun jumlah panen padi di Tulungagung harus terus ditingkatkan. Caranya dengan mengefektifkan seluruh lahan pertanian yang ada tanpa disia-siakan. Kemudian, pendampingan kepada para petani mengenai cara bercocok tanam yang benar juga akan terus dilakukan agar hasil panen bisa memuaskan. “Dari teman-teman pendamping lapangan akan terus kita gerakkan untuk membantu petani agar penghasilannya lebih meningkat lagi,” pungkasnya. (nul/c1/din)