BLITAR – Arus informasi di era cybergogy atau sistem layanan pendidikan berbasis siber haruslah disaring. Sebab, tidak semua informasi yang beredar luas di era siber benar adanya. Bisa jadi ada yang bertentangan dengan nilai dan ideologi Pancasila.
Untuk itu, kewaspadaan terhadap paham yang berseberangan dengan nilai dan ideologi bangsa harus lebih ditingkatkan. Melihat hal tersebut, Dewan Pendidikan (DP) Kota Blitar menggelar seminar sehari bertajuk Memperkokoh Wawasan Kebangsaan di Era Cybergogy Guna Bela Negara. Seminar yang digelar pada Kamis (9/12) di Hotel Puri Perdana itu mendatangkan narasumber langsung dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), yakni Laksda TNI (Purn) A Yani Antariksa. Seminar itu diikuti kepala sekolah dan madrasah se-Kota Blitar serta sejumlah guru dan tenaga pendidik.
“Ini kegiatan yang sangat baik. Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan DP Kota Blitar untuk meningkatkan wawasan kebangsaan insan pendidikan,” ungkap Wali Kota Blitar Santoso.
Santoso menjelaskan, seminar tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan terutama di kalangan tenaga pendidik maupun kependidikan. Harapannya, semangat nasionalisme dan patriotisme lebih meningkat. “Semangat nasionalisme dan patriotisme itu nantinya bisa ditularkan ke anak didik. Apalagi di era siber saat ini,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DP Kota Blitar Dwi Sukartowo mengungkapkan, kewaspadaan terhadap paham-paham dan nilai yang berseberangan dengan ideologi Pancasila harus ditingkatkan. Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan berperan penting dalam membendung informasi. Mereka (pendidik, Red), jelas Dwi, menjadi garda depan dalam memperkokoh wawasan kebangsaan. Bukan hanya untuk diri sendiri melainkan juga para siswa.
“Tujuan kami untuk memperkuat bela negara. Di era cybergogy ini, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap paham-paham yang menyimpang,” terang pria berkacamata ini. Di era siber saat ini, mau tidak mau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus aktif menyaring informasi yang beredar. Upaya tersebut juga dalam rangka untuk menumbuhkan karakter positif pada anak didik. “Untuk mewujudkan itu, bukan hanya sekolah namun juga segenap masyarakat,” ungkapnya. (sub/c1/ady/dfs)
BLITAR – Arus informasi di era cybergogy atau sistem layanan pendidikan berbasis siber haruslah disaring. Sebab, tidak semua informasi yang beredar luas di era siber benar adanya. Bisa jadi ada yang bertentangan dengan nilai dan ideologi Pancasila.
Untuk itu, kewaspadaan terhadap paham yang berseberangan dengan nilai dan ideologi bangsa harus lebih ditingkatkan. Melihat hal tersebut, Dewan Pendidikan (DP) Kota Blitar menggelar seminar sehari bertajuk Memperkokoh Wawasan Kebangsaan di Era Cybergogy Guna Bela Negara. Seminar yang digelar pada Kamis (9/12) di Hotel Puri Perdana itu mendatangkan narasumber langsung dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), yakni Laksda TNI (Purn) A Yani Antariksa. Seminar itu diikuti kepala sekolah dan madrasah se-Kota Blitar serta sejumlah guru dan tenaga pendidik.
“Ini kegiatan yang sangat baik. Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan DP Kota Blitar untuk meningkatkan wawasan kebangsaan insan pendidikan,” ungkap Wali Kota Blitar Santoso.
Santoso menjelaskan, seminar tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan terutama di kalangan tenaga pendidik maupun kependidikan. Harapannya, semangat nasionalisme dan patriotisme lebih meningkat. “Semangat nasionalisme dan patriotisme itu nantinya bisa ditularkan ke anak didik. Apalagi di era siber saat ini,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DP Kota Blitar Dwi Sukartowo mengungkapkan, kewaspadaan terhadap paham-paham dan nilai yang berseberangan dengan ideologi Pancasila harus ditingkatkan. Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan berperan penting dalam membendung informasi. Mereka (pendidik, Red), jelas Dwi, menjadi garda depan dalam memperkokoh wawasan kebangsaan. Bukan hanya untuk diri sendiri melainkan juga para siswa.
- Advertisement -
“Tujuan kami untuk memperkuat bela negara. Di era cybergogy ini, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap paham-paham yang menyimpang,” terang pria berkacamata ini. Di era siber saat ini, mau tidak mau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus aktif menyaring informasi yang beredar. Upaya tersebut juga dalam rangka untuk menumbuhkan karakter positif pada anak didik. “Untuk mewujudkan itu, bukan hanya sekolah namun juga segenap masyarakat,” ungkapnya. (sub/c1/ady/dfs)