23.6 C
Tulungagung
Monday, March 20, 2023

Biarkan Anak Berkreasi, Orang Tua Mendampingi

KOTA, Radar Tulungagung – Banyak cara dapat dilakukan untuk melatih motorik dan kreativitas anak-anak. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Melalui lomba mewarna tingkat TK se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Pos Radar Tulungagung ingin mengajak para orang tua untuk turut serta ambil bagian membimbing agar kreativitas anak dapat terasah.

Bekerja sama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) Kabupaten Tulungagung serta Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung, acara ini rencananya akan digelar pada tanggal 7 hingga 12 Desember mendatang. Salah satu dewan juri dalam lomba mewarna, Sugiyo, SSn mengatakan, melalui acara Ratu Mewarna 2020 ini, ingin menekankan sebagai orang tua hendaknya memberi ruang dan kebebasan bagi anak untuk berkarya. “Seperti yang sudah saya sampaikan dalam TM (technical meeting), orang tua memang hanya bertugas sebagai pendamping saja. Jangan mengganggu kebebasan anak dalam berkarya,” jelasnya.

Giyo melanjutkan, seperti halnya pelajaran akademik, seni juga perlu diasah dan belajar secara berkelanjutan (continue). Untuk itu, dalam mengasah kreativitas anak, juga diperlukan metode yang berkesinambungan.

Tak hanya memberi motivasi kepada para guru, dalam TM ini, Giyo juga menyampaikan poin-poin penting yang menjadi penilaian dalam lomba. Pertama, harmonisasi warna. Membiarkan anak mewarnai dengan berbagai pilihan warna sesuai dengan imajinasi dan kreativitas mereka. Bagaimana membimbing anak agar warna-warna tersebut terlihat tetap menarik.

Poin kedua adalah motorik anak. Ini bagaimana orang tua dapat membantu anak agar lebih cermat dan teliti. “Semisal menggambar jari, harusnya ada lima jari. Namun anak hanya menggambar tigajari. Tugas orang tua di sini bagaimana membantu anak untuk lebih cermat,” terangnya.

Poin terakhir yakni finishing atau kerapian. Memiliki gambar dan warna yang indah, tapi jika tidak rapi juga akan berpengaruh pada penilaian. Terlebih anak-anak masih kerap ceroboh dalam melakukan sesuatu. “Misal saja usai mewarna dia menggosok dengan tangannya. Padahal tangannya berkeringat. Justru akan merusak gambar yang sudah ada. Ini bagaimana peran orang tua dalam mengarahkan agar anak selalu bekerja dengan teliti dan rapi,” imbuhnya.

Pria yang juga merupakan seorang seniman lukis ini menambahkan, ketiga poin ini akan terangkum dalam poin keindahan. Sebab, penilaian utama seni, selain pada proses, juga pada keindahan karya. Dia pun berharap agar perlombaan kali ini dapat menjadi jembatan bagi anak-anak untuk menuangkan kreativitas.

Sementara itu, Project Officer (PO) Ratu Mewarna 2020, Sunarmi mengatakan, hingga pendaftaran terakhir, sudah tercatat sebanyak 3.696 peserta. Terdiri dari anak usia 5 hingga 6 tahun atau usia TK A dan TK B. Karena dilaksanakan di tengah pandemi, lomba pun dilakukan secara luring atau take home. Yakni peserta akan mengerjakan dari rumah masing-masing. Sehingga tidak menimbulkan risiko kerumunan dan penularan Covid-19. “Untuk itu, orang tua yang harus benar-benar mendampingi putra-putrinya. Karena masih dalam masa pandemic, jadi pelaksanaan dilakukan dari rumah,” tandasnya. (*)

KOTA, Radar Tulungagung – Banyak cara dapat dilakukan untuk melatih motorik dan kreativitas anak-anak. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Melalui lomba mewarna tingkat TK se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Pos Radar Tulungagung ingin mengajak para orang tua untuk turut serta ambil bagian membimbing agar kreativitas anak dapat terasah.

Bekerja sama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) Kabupaten Tulungagung serta Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung, acara ini rencananya akan digelar pada tanggal 7 hingga 12 Desember mendatang. Salah satu dewan juri dalam lomba mewarna, Sugiyo, SSn mengatakan, melalui acara Ratu Mewarna 2020 ini, ingin menekankan sebagai orang tua hendaknya memberi ruang dan kebebasan bagi anak untuk berkarya. “Seperti yang sudah saya sampaikan dalam TM (technical meeting), orang tua memang hanya bertugas sebagai pendamping saja. Jangan mengganggu kebebasan anak dalam berkarya,” jelasnya.

Giyo melanjutkan, seperti halnya pelajaran akademik, seni juga perlu diasah dan belajar secara berkelanjutan (continue). Untuk itu, dalam mengasah kreativitas anak, juga diperlukan metode yang berkesinambungan.

Tak hanya memberi motivasi kepada para guru, dalam TM ini, Giyo juga menyampaikan poin-poin penting yang menjadi penilaian dalam lomba. Pertama, harmonisasi warna. Membiarkan anak mewarnai dengan berbagai pilihan warna sesuai dengan imajinasi dan kreativitas mereka. Bagaimana membimbing anak agar warna-warna tersebut terlihat tetap menarik.

Poin kedua adalah motorik anak. Ini bagaimana orang tua dapat membantu anak agar lebih cermat dan teliti. “Semisal menggambar jari, harusnya ada lima jari. Namun anak hanya menggambar tigajari. Tugas orang tua di sini bagaimana membantu anak untuk lebih cermat,” terangnya.

- Advertisement -

Poin terakhir yakni finishing atau kerapian. Memiliki gambar dan warna yang indah, tapi jika tidak rapi juga akan berpengaruh pada penilaian. Terlebih anak-anak masih kerap ceroboh dalam melakukan sesuatu. “Misal saja usai mewarna dia menggosok dengan tangannya. Padahal tangannya berkeringat. Justru akan merusak gambar yang sudah ada. Ini bagaimana peran orang tua dalam mengarahkan agar anak selalu bekerja dengan teliti dan rapi,” imbuhnya.

Pria yang juga merupakan seorang seniman lukis ini menambahkan, ketiga poin ini akan terangkum dalam poin keindahan. Sebab, penilaian utama seni, selain pada proses, juga pada keindahan karya. Dia pun berharap agar perlombaan kali ini dapat menjadi jembatan bagi anak-anak untuk menuangkan kreativitas.

Sementara itu, Project Officer (PO) Ratu Mewarna 2020, Sunarmi mengatakan, hingga pendaftaran terakhir, sudah tercatat sebanyak 3.696 peserta. Terdiri dari anak usia 5 hingga 6 tahun atau usia TK A dan TK B. Karena dilaksanakan di tengah pandemi, lomba pun dilakukan secara luring atau take home. Yakni peserta akan mengerjakan dari rumah masing-masing. Sehingga tidak menimbulkan risiko kerumunan dan penularan Covid-19. “Untuk itu, orang tua yang harus benar-benar mendampingi putra-putrinya. Karena masih dalam masa pandemic, jadi pelaksanaan dilakukan dari rumah,” tandasnya. (*)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/